Daftarkan anak perempuan Anda untuk vaksinasi HPV gratis. Lindungi generasi masa depan dari ancaman kanker serviks.
3% tingkat penyelesaian
setelah India dan China1
Kanker serviks adalah perubahan sel-sel secara tidak normal pada leher rahim/serviks yang tidak terkendali sehingga membentuk sel kanker. Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi HPV (Human Papillomavirus), virus yang sangat umum menular melalui kontak seksual.
Hampir 100% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) terutama tipe 16 dan 18 yang ditularkan melalui kontak seksual.
Dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks membutuhkan waktu 15-20 tahun, memberikan peluang besar untuk pencegahan dan deteksi dini.
Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling bisa dicegah melalui vaksinasi HPV dan deteksi dini dengan pemeriksaan Pap smear rutin.
Human Papillomavirus (HPV) adalah patogen virus yang paling umum ditularkan melalui kontak seksual dan merupakan penyebab utama kanker serviks
Ilustrasi struktur virus HPV (Human Papillomavirus) Tipe 6, 11, 16 dan 18
Sumber: Embryo Project Encyclopedia - Arizona State University
Human Papillomavirus (HPV) adalah patogen virus yang paling umum ditularkan melalui kontak seksual. Terdapat lebih dari 100 jenis HPV yang diklasifikasikan berdasarkan risiko onkogeniknya.
Virus ini menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit dan selaput lendir, termasuk area genital, mulut, dan tenggorokan.
Bertanggung jawab atas sekitar 70% kasus kanker serviks di seluruh dunia. Tipe 16 dan 18 adalah penyebab utama kanker serviks dan dapat menyebabkan perubahan sel yang tidak normal pada serviks.
Dampak: Dapat menyebabkan kanker serviks, kanker anus, kanker penis, dan kanker orofaring (tenggorokan).
Biasanya menyebabkan kutil kelamin (genital warts) dan perubahan sel yang tidak berbahaya. Meskipun tidak menyebabkan kanker, kutil kelamin dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Dampak: Menyebabkan kutil kelamin (condylomata acuminata) yang dapat muncul di area genital, anus, atau mulut.
Infeksi HPV sering kali tidak menunjukkan gejala, sehingga penting untuk melakukan skrining rutin seperti Pap smear atau tes HPV DNA untuk mendeteksi adanya infeksi atau perubahan sel serviks secara dini. Deteksi dini sangat penting karena dapat mencegah perkembangan kanker serviks.
Referensi: Informasi berdasarkan Embryo Project Encyclopedia - Arizona State University
Kenali faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks
Terutama tipe 16 dan 18 yang merupakan penyebab utama kanker serviks
Aktif secara seksual pada usia muda, yaitu di bawah 18 tahun
Memiliki pasangan seksual lebih dari satu meningkatkan risiko paparan HPV
Infeksi berulang pada jalan kelamin, salah satunya karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin
Memiliki imunitas tubuh yang lemah, menderita penyakit HIV/AIDS
Merokok ataupun sebagai perokok pasif dapat meningkatkan risiko
Memiliki riwayat keluarga dengan kanker meningkatkan risiko
Mengonsumsi pil KB dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko
Adanya riwayat tes pap smear yang abnormal sebelumnya
Kenali gejala-gejala kanker serviks untuk deteksi dini
Pada stadium awal, kanker serviks biasanya tidak menimbulkan gejala. Inilah mengapa skrining rutin sangat penting untuk deteksi dini.
Adapun gejala kanker serviks yang lebih dari stadium 1 ditandai oleh beberapa gejala sebagai berikut:
Keputihan dalam jumlah yang banyak dan berbau
Perdarahan dan rasa tidak nyaman pada vagina ketika melakukan hubungan seksual (contact bleeding)
Perdarahan tidak wajar dari vagina padahal sedang tidak haid
Siklus menstruasi tidak teratur dan cenderung menjadi lebih panjang
Rasa sakit pada panggul (di perut bagian bawah), pinggang (punggung bawah) atau kaki
Hilangnya nafsu makan sehingga menyebabkan berat badan menurun
Badan terasa lemah dan mudah lelah
Jika sel kanker telah menyebar ke jaringan atau organ lain dekat serviks, gejala di bawah ini juga mungkin timbul:
Skrining dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks dan sel prakanker yang mungkin berkembang menjadi kanker serviks
Inspeksi Visual Asam Asetat
Dilakukan dengan cara meneteskan cairan asam asetat 3-5% pada leher rahim. Apabila mengalami infeksi HPV, warna kulit akan berubah menjadi putih.
Pemeriksaan Sel Serviks
Bertujuan untuk mengetahui perubahan kondisi serviks yang mengarah pada kanker akibat infeksi HPV. Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel serviks untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium.
Deteksi Genetik Virus
Pemeriksaan HPV DNA dilakukan untuk mendeteksi adanya unsur genetik (DNA) dari virus HPV yang berisiko tinggi menimbulkan kanker serviks.
Lakukan langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko terkena kanker serviks
Vaksin HPV sangat efektif dalam mencegah infeksi Human Papillomavirus, yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Vaksin HPV memberikan perlindungan hingga 90% terhadap kanker serviks.
Untuk mendeteksi perubahan sel yang dapat berkembang menjadi kanker, wanita sebaiknya memulai pemeriksaan pap smear pada usia 21 tahun. Jika hasilnya normal, lakukan setiap tiga tahun sekali sudah cukup.
Merokok dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan menyebabkan kanker serviks. Maka, dengan menghindari asap rokok dapat menurunkan risiko terkena kanker serviks.
Untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi HPV, hal ini dapat dilakukan dengan menjaga pola makan seimbang, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup.
Hindari memiliki banyak pasangan seksual untuk mengurangi risiko paparan HPV. Gunakan kondom untuk perlindungan tambahan meskipun tidak sepenuhnya mencegah penularan HPV.
Vaksin HPV adalah pencegahan primer paling efektif terhadap kanker serviks
Vaksin HPV dapat mencegah >90% (95 - 100%) kanker yang disebabkan oleh HPV2,3
2 dosis untuk anak usia 9-14 tahun. Jarak antara dosis 1 dan dosis 2 sekitar 6 bulan.
3 dosis untuk usia 15-45 tahun. Diberikan dalam interval 0, 1-2, dan 6 bulan.
Efek samping umumnya ringan seperti nyeri di area suntikan atau demam ringan.
Tersedia beberapa jenis vaksin HPV yang telah mendapat izin FDA
Ikuti langkah mudah untuk mendaftarkan vaksinasi HPV
Pastikan Anda berusia 9-45 tahun.
Daftarkan melalui platform ini atau datang ke fasilitas kesehatan terdekat.
Dokumen yang diperlukan:
Dosis pertama akan diberikan sesuai jadwal. Dosis kedua diberikan 6-12 bulan setelah dosis pertama untuk perlindungan optimal.
Daftar sekarang untuk program vaksinasi HPV gratis
Mulai PendaftaranKelas 5-6 SD - Program gratis melalui BIAS. Dosis: 2 kali dengan jarak 6-12 bulan.
Catch-up vaccination. Dosis: 3 kali (0, 1-2, dan 6 bulan). Konsultasi dengan dokter diperlukan.
Dapat diberikan setelah konsultasi medis dan diskusi risiko-manfaat dengan dokter.
Catatan: Ibu menyusui BOLEH menerima vaksin HPV. Konsultasikan dengan dokter untuk kondisi kesehatan khusus.
Vaksin HPV adalah vaksin yang memberikan perlindungan terhadap infeksi virus Human Papillomavirus (HPV) yang merupakan penyebab utama kanker serviks, serta kanker lain seperti kanker vulva, vagina, penis, dan anus, dan juga kutil kelamin.
Vaksin HPV bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap virus Human papillomavirus. Ketika tubuh terpapar virus HPV asli di masa depan, antibodi yang sudah ada akan mengenali dan mengikat virus tersebut, sehingga mencegah infeksi sel.
Ya, vaksin HPV sangat aman. Telah digunakan di lebih dari 100 negara dan telah diberikan kepada ratusan juta orang di seluruh dunia. Efek samping umumnya ringan seperti nyeri di area suntikan, kemerahan, atau demam ringan yang hilang dalam 1-2 hari.
Untuk anak usia 9-14 tahun: 2 dosis dengan jarak 6-12 bulan. Untuk usia 15 tahun ke atas: 3 dosis (bulan ke-0, 1-2, dan 6). Waktu terbaik adalah sebelum aktivitas seksual pertama, idealnya di usia 11-12 tahun.
Ya, Anda tetap bisa mendapatkan vaksin HPV meski sudah pernah mengalami kutil kelamin atau infeksi HPV. Vaksin tidak mengobati infeksi yang sudah ada, tetapi dapat mencegah infeksi tipe HPV lain yang belum pernah menginfeksi Anda. Vaksinasi juga berpotensi membantu membersihkan virus kutil kelamin pada pengidap.
Tidak dianjurkan untuk vaksin HPV saat hamil, sebaiknya ditunda hingga selesai persalinan. Meskipun tidak ada bukti bahwa vaksin berbahaya bagi janin, data keamanan pada ibu hamil masih terbatas.\n\nJika Anda tidak sadar hamil saat menerima vaksin, tidak perlu khawatir, dan Anda bisa melanjutkan vaksinasi dosis lanjutan setelah melahirkan.
Tidak. Tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin HPV berdampak negative terhadap kesuburan
Ya, tetap perlu. Vaksin HPV tidak menggantikan Pap smear. Vaksin HPV melindungi 90% kasus kanker serviks, namun tidak 100%. Skrining rutin dengan Pap smear atau tes IVA setiap 3-5 tahun tetap dianjurkan setelah usia 21 tahun atau setelah aktif secara seksual.
Efek samping vaksin HPV bersifat ringan dan sementara, seperti nyeri, kemerahan, atau bengkak di area suntikan, sakit kepala, demam ringan, lemas, dan nyeri otot atau sendi. Efek samping yang lebih serius seperti reaksi alergi parah jarang terjadi, dan jika mengalami kesulitan bernapas atau pembengkakan pada wajah, segera cari pertolongan medis.
Perlindungan dari vaksin HPV bersifat jangka panjang, dengan data yang menunjukkan perlindungan bertahan setidaknya minimal 10-15 tahun, dan perlindungan ini mungkin seumur hidup jika seluruh dosis yang diperlukan (dua dosis untuk usia 9-14 tahun, atau tiga dosis untuk usia 15 tahun ke atas).
Ya, Anda boleh menerima vaksin HPV saat sedang menstruasi. Vaksin HPV dapat diberikan kapan saja, termasuk saat sedang datang bulan.
Vaksinasi sebelum terpapar virus HPV memberikan perlindungan optimal hingga 90%
Usia 9-14 tahun adalah waktu paling efektif karena respons imun lebih kuat
Program vaksinasi HPV masuk dalam rekomendasi kesehatan global WHO